Borong, lenteranews.info–Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), suasana duka bercampur harap menyelimuti keluarga Edy Swandy, seorang anak yang kini tengah berjuang melawan penyakit berat: tumor dan pengeroposan tulang.
Tubuh kecil Edy tak lagi sekuat dulu. Hari-harinya kini diisi dengan rasa sakit dan keterbatasan gerak akibat kondisi medis yang semakin parah.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Edy membutuhkan penanganan lanjutan di rumah sakit rujukan yang lebih lengkap, salah satunya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Namun, biaya pengobatan dan akomodasi yang tinggi menjadi penghalang terbesar bagi keluarganya yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Rusmiati, salah satu anggota keluarga Edy Swandy, saat dihubungi media ini melalui sambungan telepon pada Senin, 5 Mei 2025, mengungkapkan dengan nada pilu kondisi terakhir Edy dan kesulitan yang tengah dihadapi keluarga.
"Edy sudah sangat lemah. Kakinya nyaris tidak bisa digerakkan karena tulangnya makin rapuh, dan benjolan di tubuhnya makin membesar. Kami sudah bawa ke beberapa fasilitas kesehatan di sini, tapi mereka menyarankan agar Edy dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di Makassar," ujar Rusmiati.
Sayangnya, hingga saat ini, kata dia, keluarga belum mampu mengumpulkan biaya yang diperlukan untuk perjalanan dan pengobatan lanjutan.
"Kami tidak punya uang. Kami sudah coba cari bantuan dari berbagai pihak, termasuk ke pemerintah, tapi belum ada hasil. Kami mohon belas kasih semua pihak, terutama Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, agar bisa turun tangan membantu," ungkapnya lirih.
Menurut Rusmiati, keluarga telah menjual beberapa barang berharga dan bahkan berutang demi pengobatan Edy.
Namun, jumlah yang terkumpul masih jauh dari cukup untuk membiayai rujukan medis ke Makassar, yang meliputi biaya transportasi udara, rawat inap, obat-obatan, dan kebutuhan harian selama mendampingi Edy di sana.
"Kami tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi. Setiap malam kami menangis melihat dia menahan sakit. Dia hanya anak kecil, tapi harus menanggung penderitaan sebesar ini. Kami yakin masih ada orang baik yang mau membantu," imbuhnya dengan nada penuh harap.
Ajakan Kepedulian
Keluarga kini membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin membantu baik dalam bentuk donasi, informasi program bantuan sosial, maupun advokasi ke pemerintah daerah.
Mereka juga berharap agar berita ini menjadi perhatian serius Pemda Manggarai Timur dan seluruh pemangku kepentingan yang peduli pada kemanusiaan.
"Kami sangat berterima kasih atas perhatian siapa pun yang tergerak hatinya. Mari kita bantu Edy mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik. Harapan itu masih ada, tapi kami tidak bisa berjalan sendiri," tutup Rusmiati.
Reporter: Eventus